AKU
DAN PERJALANAN HIDUPKU
Namaku
Wildan Muslim Fardany, aku biasa dipanggil Wildan. Pada tahun kelahiranku 1998
tanggal 17 Agustus, aku pertama kali membukakan mata dan melihat betapa
bahagianya orang tuaku mendengar tangisanku. Namun saat itu sedang terjadi
krisis moneter, PHK dan kerusuhan dimana-mana. Banyak karyawan yang dirumahkan
termasuk ayahku. Harga emas saat itu sangat tinggi hingga mencapai Rp 105.000,-
pergram, yang sebelum krisis harga pergramnya hanya Rp 29.000,-. Banyak orang yang
menjual perhiasan emasnya, termasuk ibuku yang menjual perhiasannya untuk biaya
melahirkan aku. Yang mejadi mahal karena krisis moneter.
Pada usia balita ibu mengajariku
membaca, menulis dan berhitung. Aku mau blajar jika setelah belajar diberikan snack.
Dengan tekun ibuku mengajariku. Aku sudah bisa membaca buku cerita, menulis dan
berhitung pada usia 4,5 tahun sebelum masuk TK. Akibat dari seringnya makan
snack aku terkena sakit amandel pada usia 5 tahun. Aku akan demam tinggi jika
minum es, makan snack, dan jika hujan-hujanan. Aku baru sembuh jika sudah
diberi antibiotik dari dokter. Kata ayahku semakin bertambah usia, maka daya
tahan tubuh akan bertambah juga, jadi tidak perlu dioperasi.
Pada waktu SD aku selalu mendapat
rangking satu atau dua, dari kelas satu sampai kelas enam, kecuali kelas 5.
Saat itu ibuku sibuk karena mempunyai bayi. Jadi pengawasan ibu terhadap aku
pun longgar, akibatnya aku pun jadi salah pergaulan. Aku berteman dengan anak
yang nakal dan suka main playstation di rental playstation. Hal itu membawa
pengaruh bagiku. Aku menjadi nakal dan prestasi belajarku menjadi turun. Guruku
menyuruhku memanggil orang tuaku ke sekolah. Aku tidak menyampaikannya,
kemudian aku jatuh sakit. Ketika ibuku pergi ke sekolah untuk memberi tahu bahwa
aku sakit, ibuku baru tahu bahwa prestasi belajarku menurun. Oleh guruku aku
dianggap memberi contoh kepada anak-anak yang lain untuk ribut di dalam kelas,
guruku berpendapat karena aku stress disuruh memanggil orang tuanya ke sekolah. Karena sakit akhirnya aku gagal
mengikuti seleksi lomba calistung tingkat kecamatan. Setelah tahu hal itu,
orang tuaku membelikan aku playstation dan melarang aku ke rental playstation
lagi. Jika melanggar aku akan dikirim ke pesantren, semua itu di lakukan orang
tuaku untuk memutus pergaulanku dengan anak-anak yang nakal yang suka main di
rental playstation. Ibuku mengatur jadwal kapan aku boleh main playstation dan
kapan aku belajar, akhirnya prestasi belajarku kembali bagus dan aku berhasil
lulus dari SD dengan jumlah NEM yang tertinggi di SDN Ciketing Udik 1 tahun
2010.
Itu lah hal yang paling berat disaat masa kecil, paling tidak hanya dipaksa
untuk tidur siang, tidak boleh main lama-lama, hujan-hujanan, sangat indah
untuk dikenang, hehe.
Pada waktu SMP, aku mengikuti
ekstrakurikuler karate, Alhamdulillah amandel ku sembuh dan jarang sakit lagi.
Aku pun pernah mengikuti beberapa
kejuaraan, walaupun tidak menang tetapi menambah pengalamanku. Kosentrasi belajarku
kembali terganggu dengan hobi baruku yaitu memelihara burung kicau. Aku jadi
senang nongkrong dengan bapak-bapak yang hobi memelihara burung kicau untuk
belajar cara merawat burung. Akibatnya prestasi belajarku menurun. Aku lulus
dari SMPN 31 kota Bekasi dengan nilai NEM yang pas-pasan. Orang tuaku kecewa,
ibuku menyuruh aku menjual burung kicau peliharaanku agar bisa kosentrasi dalam
belajar untuk mengikuti tes masuk SMKN 2 kota Bekasi. Akhirnya aku bisa
kosentrasi lagi dalam belajar dan nilai tesku sangat baik. Hal itu sangat
membantu nilai NEM ku yang pas-pasan. Aku berhasil masuk SMKN 2 kota Bekasi
secara online tahun 2013 dengan urutan ke-6 di jurusan Teknik Elektronika
Industri, dan itu rasanya sangat memuaskan bagiku.
Pada saat SMK yaitu saat aku berumur
16 tahun, aku mulai tertarik pada musik yaitu gitar. Aku belajar bermain gitar
secara otodidak. Di samping itu aku pun belajar dari teman. Aku pernah ditawari
teman untuk mengikuti grup band tapi ibuku melarang, karena takut konsentrasi
belajarku terganggu. Tetapi aku tetap ingin mencoba bergabung dalam band, dan
akhirnya aku bergabung dengan temanku sampai aku bisa mengisi panggung di
berbagai acara dan di cafe. Karena anggapanku mungkin saja dengan hobiku ini
aku bisa meringankan beban orang tua dengan hasil manggung walaupun uangnya
tidak seberapa tetapi bisa menutupi untuk jajan ku sehari-hari, hehehe. Aku
baru menceritakan semua itu setalah aku lulus dari SMK. Tetapi ibuku akhirnya
mengizinkan dengan syarat harus bisa membagi waktu dengan baik. Ibuku pun
menasehatiku agar berhati-hati dalam bergaul dan memilih teman, “Jika
pertemanan itu membawa pengaruh buruk, maka jauhilah”.
Dan pada saat ini pula aku mengenal
apa yang namanya cinta, hehehe. Memang itu sifat yang wajar, dan aku mencoba
untuk berkenalan dengan perempuan yang aku senangi, sampai aku bisa dekat
dengan dia. Mulai dari hubungan yang tidak jelas, sampai aku menemukan
perempuan yang benar benar bisa membuatku semangat untuk belajar dan hal hal
positif. Sehingga aku bisa terus belajar dan mengikuti berbagai pelatihan kerja
untuk bekal ketika di dunia industri nanti.
Begitu
aku lulus dari SMK Negeri 2 Kota Bekasi, orang tuaku ingin aku kuliah di
Universitas Negeri karena keuangan keluarga kami yang pas-pasan. Aku mencoba
berbagai cara untuk masuk Universitas Negeri melalui Jalur SNMPTN, PMDKPN,
SBMPTN, serta UMPN. Tetapi aku gagal, slalu saja ada masalah yang terjadi.
Apalagi saat tabungan orang tuaku untuk biaya kuliah terpakai untuk hal yang
jauh lebih penting, atau mendesak. Usaha ternak lovebird yang baru aku rintis,
gagal karena sesuatu hal. Padahal itu untuk membiayai kuliahku juga, karena
biaya yang tidak mencukupi saat itu aku jadi patah semangat untuk melanjukn
pilihanku. Aku lebih bersemagat mengikui pelatihan. Ibuku berdoa memohon kepada
Allah agar aku bisa malanjutkan pendidikan ku di universitas negeri tahun ini.
Ibuku menjual burung ternak tersebut dan hasil penjualannya sebagian diinfaqkan
dengan harapan Allah akan mengabulkan doa nya. Tapi Allah tidak mengabulkan doa
ibuku. Aku gagal masuk perguruan tinggi negeri. Orang tua ku sepakat untuk
menunda melanjutkan pendidikan ku karena tidak ada biaya. Pada saat itu orang
tua ku pasrah dan ikhlas menerima kenyataan ini. Tiba-tiba keajaiban pun
datang. Pertolongan Allah datang pada saat yang tepat. Ayahku secara tidak
diduga-duga mendapat bonus dari perusahaan tempat ia bekerja dalam jumlah yang
cukup banyak. Sehingga aku bisa melanjutkan pendidikan walaupun di universitas
swasta.
Ibuku
berkata “Allah akan selalu memberi yang terbaik untuk umatnya yang meminta
walaupun ter kadang yang terbaik menurut Allah belum tentu sesuai dengan yang
kita inginkan”, ibuku menyarankan kuliah di universitas yang berakreditas A
untuk jurusan yang aku pilih. Itu sebabnya aku memilih Universitas Gunadarma
untuk melanjutkan pendidikanku sampai saat ini, dan menemukan teman yang sangat
berarti dalam hidupku.
Aku
sangat berterimakasih pada orang tuaku yang selalu ada untuk ku disaat apapun,
dan teman teman yang slalu mensupport ku, Itu lah kebahagiaan yang tak kan
pernah tergantikan bagiku. Bisa melihat orang tua bangga dan teman teman
senang.
Wildan Muslim Fardany
1IB05
Tidak ada komentar:
Posting Komentar